La experiencia de Dios en la person

La experiencia de Dios en la persona humana es esencialmente profética. El verdadero profeta es un místico y la mística auténtica debe derivar en profecía. Isaías escucha a Dios y habla en su nombre en favor de su pueblo, anunciándole su liberación: “Consuelen, consuelen a mi pueblo, dice tu Dios, hablen al corazón de Jerusalén, grítenle que se ha cumplido su condena y que está perdonada su culpa…” (Is 40, 1-2).

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Pengalaman Allah dalam manusia pada dasarnya kenabian. Nabi sejati adalah mistik dan otentik Mistisisme harus berasal dalam nubuatan. Yesaya mendengarkan Allah dan berbicara nama demi umat-Nya, mengumumkan rilis nya: "comfort, comfort umat-Ku, mengatakan Tuhan, berbicara ke jantung kota Yerusalem, berteriak-teriak bahwa kalimat digenapi dan bahwa kesalahannya diampuni..." (Adalah 40, 1 - 2).

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Pengalaman Allah dalam pribadi manusia pada dasarnya adalah kenabian. Nabi yang benar adalah mistik dan mistisisme harus memimpin dengan nubuatan asli. Yesaya mendengarkan Tuhan dan berbicara atas nama dalam nama bangsanya, mengumumkan pembebasannya: "Comfort, menghibur orang saya, kata Allahmu, berbicara ke jantung Yerusalem, grítenle yang telah menjalani hukumannya dan diampuni kesalahannya ... "(Apakah 40: 1-2).